Yang terbaik, Allah pasti beri!

Posted: March 12, 2011 in Motivasi

hidup adalah pilihan!
ya! Memang! Hidup adalah sebuah pilihan, tapi tersering pilihan yang kita hadapi sulit untuk kita putuskan. Tak semudah pilhan seorang anak kecil yang ditawarkan jajanan oleh ibunya, kemudian dia memilih yang dia suka.

Hidup terasa tak mudah ketika keinginan dibenturkan dengan kenyataan. Ketika kau memiliki keinginan yang sangat kuat kuliah diperguruan tinggi ternama, ternyata Allah memberimu tempat belajar yang tak begitu jauh dari rumah dan tak pernah terpikirkan olehmu sebelumnya. Ah…kau mengeluh pada Tuhan, kenapa diberikan yang tak kau inginkan.

Suatu pagi, hp mu tiba2 mati, tak ada angin tak ada hujan, kebentur sedikit pun tak pernah, kemudian kau pun mengeluhkan…mengapa terjadi padaku ya Allah…? Kenapa padaku??

Sudah lama kau menaruh hati pada seorang gadis, gadis yang kau rasa terbaik tuk jadi istrimu, seorang gadis yang solehah dimatamu, penuh kelembutan dan dihiasi kasih sayang, sudah lama kau memendam keinginan terhadapnya, di tiap malam kau selalu berdoa “berikanlah aku pasangan hidup terbaik ya Allah”, namun ketika kau memantapkan hati tuk meminangnya ternyata gadis itu sudah dikhitbah oleh laki-laki lain. “ya…Allah…”kau mengadu pada Allah… Rasa sedih menyelimuti hatimu, hati kecilmu berkata “mengapa Engkau berlaku ini padaku? Bukankah aku selalu meminta pada tiap malamku? Bukankah aku selalu menunaikan perintahMu dan kujauhi pula laranganMu?” hatimu berkecamuk…keinginan dan kenyataan terbentur dalam benturan yg maha dahsyat, kau lupa dengan do’amu, do’amu yang selalu meminta yang terbaik, yang terbaik dalam hidupmu. Menurutmu gadis itulah yang terbaik, namun Allah berkata lain, namun kau tetap dalam pandanganmu& emosi jiwamu.

kita sering menghanyutkan diri dalam kesedihan saat kenyataan tak sesuai dengan keinginan. Padahal dalam tiap do’a kita selalu meminta …yang terbaik…yang terbaik ya Rabb…, namun saat Allah memberi keputusan kita menganggap bukan itu yang terbaik.

Menurut saya ada sebuah pelajaran yang bisa dipetik dari kisah nabi musa dan nabi khidir yang tercantum dalam surat Al Kahfi. Dalam kisah ini nabi Musa belajar kepada nabi khidir, dimana nabi musa mendampingi perjalanan nabi khidir, namun jika dalam perjalanan ada sesuatu yang terjadi, nabi musa dilarang untuk bertanya hingga nabi khidir sendirilah yang nanti akan menjelaskan.

Saat nabi khidir dan nabi musa menumpangi sebuah perahu nelayan, kemudian nabi khidir melubangi perahu tersebut. Melihat hal itu nabi musa heran dan bercampur marah bertanya pada nabi musa “kenapa kau melubangi perahu nelayan ini, padahal mereka sudah berbaik hati menumpangkan kita”. Nabi khidir mengatakan …apakah kau lupa dengan perjanjian kita? Bahwa kau tidak boleh bertanya, jika kau masih ingin berjalan denganku, bersabarlah dan jangan bertanya.

Dalam perjalan selanjutnya, nabi khidir membunuh seorang anak laki2,kemudian nabi musa pun bertanya “kenapa kau bunuh anak laki2 itu, padahal dia seorang anak sholeh” kemudian nabi khidir pun kembali mengingatkan nabi musa.

Dalam perjalanan berikutnya, mereka sampai pada sebuah desa, penduduk disana sangat pelit, tidak ada yang mau memberi merka bekal untuk perjalanan. Namun nabi khidir melihat ada sebuah rumah yang hampir roboh, kemudian dia menegakkan kembali bangunan itu. Nabi musa pun bertanya “kenapa kamu bantu menegakkan rumah itu, padahal org2 didesa ini adalah org2 yg sangat pelit”. Mendengar pertanyaan itu nabi khidir pun berkata “sampai disinilah perjalan kita, ternyata kau tidak sabar mengikutiku, baiklah..aku akan menjawab pertanyaanmu, kenapa aku melubangi kapal itu, karena kapal itu adlah milik seorang nelayan yg miskin, di negeri itu hidup seorang raja yang kejam yg suka merampok kapal2 nelayan, jika kapal itu dibiarkan berlayar maka kapal itu akan dirampas oleh raja kejam itu, yang kedua mengenai anak laki2 yang saya bunuh, anak laki2 itu memiliki orangtua yng sholeh, saya membunuhnya karena dia akan menjadi anak yang keji dan durhaka yang menyeret orangtuanya ke neraka, yang ketiga kenapa saya memperbaiki rumah itu, karena disana hiduplah 2 orang anak yatim sedangkan dibawah rumah itu terdapat harta peninggalan ayahnya, jika rumah itu roboh maka akan ada pihak yang mengambilnya padahal mereka masih kecil”

Begitulah kisah nabi khidir dan nabi musa.

Andai saja kita bisa bertanya seperti nabi Musa dan langsung dijawab seperti nabi khidir, tentu kita bisa bertanya, kenapa Allah memberikan keputusan ini, kenapa Allah memilihkan yang itu. Jika saja jawaban itu bisa didapatkan langsung mungkin laki2 tadi akan bertanya kenapa aku tidak dijodohkan dengan gadis pujaannya. Tidak! Tidak akan pernah terjadi! jawaban itu sendiri, kitalah yang mencarinya, mencari satu demi satu jawaban dengan kesabaran, bahwa memang itulah yang terbaik. Karena disitulah letak ujiannya, apakah kita bisa bersabar dan berhuznuzhon dengan Allah…

Ukhty…akhi…yakinlah Allah akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita, kaca mata kita tidak sama dengan kaca mata Allah, pandangan kita tidak sama dengan pandangan Allah, pandangan Allah luas, pandangan kita terbatas, teruslah berdo’a, yg terbaik! Dan teruslah bersabar dan senantiasa berhusnuzhon, semoga berbuah pahala dan ketentraman…amin..

(sela2 waktu koas mata, terimakasih pd tmn2 yg senantiasa menginspirasi hari2ku)

Leave a comment